Akulturasi dan Pengaruhnya terhadap Psikologis

Konseptualisasi awal akulturasi menggambarkan transformasi interpersonal yang terjadi ketika budaya datang ke dalam kontak yang berkelanjutan. Ilmuwan sosial mencatat perubahan kompleks yang dapat terjadi, termasuk konversi nilai, pencampuran atau pemisahan budaya, dan kepribadian dan pertumbuhan perkembangan.

Para peneliti mencoba menggunakan proses akulturasi untuk mengkaji dampak modernisasi dan industrialisasi terhadap berbagai komunitas dan budaya selama abad ke-19 dan ke-20. Pada awal abad ke-20 di Amerika Serikat, akulturasi menjadi identik dengan asimilasi, hilangnya budaya asli seseorang dan adopsi budaya tuan rumah baru. Proses ini digunakan untuk menggambarkan pengalaman para imigran dari berbagai tempat (misalnya, Eropa, Cina, Jepang, dan Meksiko). Tujuan akhir dari akulturasi Amerika menjadi pencapaian asimilasi ke dalam masyarakat yang melebur.


Saat ini, akulturasi dianggap sebagai proses yang lebih dinamis yang terjadi di sepanjang berbagai dimensi daripada gerakan sederhana dari budaya asal menuju asimilasi. Selain itu, akulturasi dapat terjadi baik pada tingkat kelompok maupun individu, sehingga lebih mempertimbangkan konsekuensi adaptasi dan penyesuaian psikologis. Empat tahap akulturatif telah dijelaskan: kontak, konflik, krisis, dan adaptasi. Lebih lanjut, adaptasi dapat mencakup beberapa strategi: (1) asimilasi—individu atau kelompok melepaskan (atau terpaksa melepaskan) identitas budaya asal dan menginginkan hubungan positif dengan budaya tuan rumah; (2) pemisahan—individu atau kelompok mempertahankan budaya asli (atau dilarang mengadopsi budaya baru melalui pemisahan) dan tidak menginginkan hubungan positif dengan budaya tuan rumah; (3) integrasi—individu atau kelompok berkeinginan untuk mempertahankan budaya asal serta memelihara hubungan positif dengan budaya tuan rumah; dan (4) marginalisasi—individu atau kelompok tidak lagi mempertahankan budaya asli dan tidak memiliki keinginan (atau tidak diperbolehkan) untuk memiliki hubungan positif dengan budaya tuan rumah.

Kualitas dinamis akulturasi lebih lanjut diungkapkan oleh perubahan bertahap yang terjadi di beberapa bidang (atau dimensi) dan mempengaruhi individu dan kelompok budaya secara potensial secara keseluruhan (misalnya, bahasa, gaya kognitif, pola perilaku, kepribadian, identitas, sikap, dan nilai).

Salah satu konsekuensi negatif dari proses akulturasi adalah fenomena stres akulturasi. Stres akulturatif didefinisikan sebagai ketegangan negatif yang dapat berhubungan langsung dengan ancaman, konflik, atau krisis yang berpusat pada identitas budaya, nilai, atau pola hidup emosional dan perilaku seseorang. Stres yang berkepanjangan, terutama pada tingkat yang sangat tinggi, dapat memanifestasikan dirinya baik dalam gejala psikologis distres (misalnya, kecemasan, depresi) dan gejala fisiologis distres (misalnya, nyeri, kelelahan, pusing).

Posting Komentar untuk "Akulturasi dan Pengaruhnya terhadap Psikologis"